Jumat, 25 Maret 2016

TEORI GESTALT

Terori Gestalt dikembangkan oleh Fritz Perl dan istrinya Laura, 1940.
Merupakan pendekatan fenomenologis-eksitensial berdasarkan premis bahwa setiap individu memahami konteks hubungannya dengan lingkungannya.
Tujuan awalnya: klien memeproleh kesadaran akan pengalaman dan proses mengalaminya.
Kesadaran itu meliputi: wawasan, penerimaan diri, pengetahuan akan lingkungan, pertanggungjawaban atas pilihan, dan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
 
A  . Pandangan Gestalt Tentang Sifat Manusia
  1. Manusia cenderung berkembang ke arah integrasi pemikiran,    perasaan, dan tingkah laku.
  2. Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan untuk  menangani sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif.
  3. Manusia pada dasarnya mampu menemukan jalan hidupnya sendiri dan memikul tanggung jawab pribadi tentang hidupnya itu.
Holisme: salah satu prinsip pokok terapi Gestalt; bahwa semua perangai dipandang sebagai satu kesatuan dan seluruhnya koheren, dan semua berbeda dari setiap bagiannya (Latner, 1986)
Teori lapangan: organisme harus dilihat dalam lingkungannya sendiri (konteknya), sebagai bagian lapangan yang berubah-ubah secara konstan. Dan segala sesuatu itu saling berhubungan, berkaitan dan ada dalam proses.
Proses formasi figur: menggambarkan bagaimana individu mengorganisir lingkungannya dari waktu ke waktu. Lapangan yang tidk berbeda disebut sebagai background dan munculnya fokus perhatian disebut figur (Latner, 1986).
B.     Saat Sekarang
        Keadaan sekarang merupakan masa yang paling penting dalam terapi Gestalt. Penekanannya pada pembelajaran untuk mengapresiasi dan pengalaman disaat sekarang. E. Polster dan Polster (1973) mengembangkan tesis bahwakekuatan adalah keadaan yang saat ini”. Banyak orang menghabiskan energinya untuk menangisi kesalahan masa lalunya.
       Untuk membantu klien menjalin hubungan dengan keadaan saat sekarang, pelaksana terapi Gestalt terfokus pada beberapa pertanyaanapadanbagaimana”.
C.    Urusan Yang Tak Berakhir
      Pelaku terapi Gestalt  menekankan pemberian perhatian pada pengalaman tubuh atas asumsi bahwa jika perasaan tidak diungkapkan  maka cenderung menimbulkan gejala-gejala psikologis.
        Perasaan yang tidak dikenal menimbulkan emosi.
      Kebuntuan (stuck point) : waktu ketika dukungan eksternal tidak lagi berarti atau cara yang lumrah tidak lagi berjalan.
         
Hubungan dan Tantangan Menjalin Hubungan
Dalam terapi Gestalt menjalin hubungan dibutuhkan jika perubahan dan pertumbuhan ingin terjadi. Hubungan itu dilahirkan dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan, dan gerakan.
Hubungan yang efektif: interaksi yang baik dengan alam dan manusia lain tanpa menghilangkan rasa individualitas seseorang. Hal ini merupakan kelengkapan individu yang kreatif yang diperbaharui terus menerus pada lingkungannya (M. Polster, 1987).
 
Ada lima lima aliran utama tantangan (E. Polster dan Polster, 1973):
Introjeksi: kecenderungan untuk menerima kepercayaan dan derajat orang lain tanpa kritis, tanpa menjadikannya selaras dengan keadaan kita sebenarnya.
Proyeksi: kebalikan introjeksi, dalam proyeksi kita   ditunjukan aspek-aspek tertentu diri kita dalam   lingkungan. Kita mempunyai gangguan yang   membedakan antara dunia internal dan eksternal, berupa sifat-sifat kepribadian kita yang tidak konsisten dengan citra diri kita yang ditunjukan didepan orang lain.
Retrofleksi: melihat diri kita ke belakang apa yang ingin kita lakukan pada orang lain dan sedang melakukan apa untuk diri kita, apa yang akan dilakukan orang lain pada diri kita.
Defleksi: merupakan proses penyimpangan, sehingga sulit untuk mempertahankan rasa keterhubungan yang ditopang. Penyimpangan ini berupa berkurangnya pengalaman emosional.
Konfluens: berupa pengaburan perbedaan pribadi dan lingkungan. Konfluens dalam masalah hubungan meliputi ketidak terlibatan diri dalam konflik.
 
Energi dan Halangan Energi
Dalam terapi ini, perhatian khusus pada lokasi dimana energi tubuh ditempatkan, bagaimana menggunakannya, dan bagaimana energi ini bisa di blok. Energi yang di blok merupakan bentuk lain dari tantangan (resitensi). Terwujud pada gerakan bagian tubuh seperti dengan postur, dengan tidak bernafas dalam-dalam, berpaling muka saat berbicara dengan orang lain, senggukan, mati rasa, berbicara dengan bahasa kasar, dll.
Tujuan Terapi
  Untuk memperoleh kesadaran, meliputi; pengetahuan tentang lingkungan, pengetahuan tentang pribadi seseorang, menerima seseorang, dan mampu menjalin hubungan.
Aturan dan Fungsi Ahli Terapi
  Memberikan perhatian pada
   bahasa tubuh klien. Penekanannya
  pada hubungan antara pola bahasa dengan kepribadian.
  Bahasa bisa mengungkapkan sesuatu sekaligus bisa menyembunyikan sesuatu.
 
Pengalaman Klien dalam Terapi
   Orientasi umum terapi Gestalt adalah dialog.
  M. Polster, 1987 menggambarkan  tiga langkah   integrasi        pertumbuhan klien dalam terapi:
Discovery: klien akan menemukan kenyataan baru   tentang dirinya, atau pandangan baru tentang orang-  orang yang penting dalam hidupnya.
Akomodasi: klien mengenal bahwa dirinya mempunyai pilihan.
Asimilasi: berupa pembelajaran klien bagaimana mereka mempengaruhi lingkungannya.
 
Hubungan antara Ahli Terapi dengan Klien
  • Pelaku terapi bertanggung jawab atas kualitas keberadaannya, atas pengatahuan tentang dirinya dan klien, dan terbuka dalam mengingatkan klien.
  • Pelaku terapi Gestalt bukan hanya memperbolehkan kliennya untuk menjadi dirinya sendiri tetapi juga mengingatkan dirinya sendiri dan jangan sampai melanggar aturan.
3.  PENERAPAN: PROSEDUR DAN TEKNIK TERAPI

Pencobaan dalam Terapi Gestalt
  Merupakan hal pokok dalam terapi Gestalt. Zinker (1978) melihat sessi terapi merupakan serangkaian eksperimen, sebagai rangkaian bagi klien untuk belajar dengan cara eksperimental.
Persiapan Klien untuk Percobaan Gestalt
      Hakikatnya; konselor membangun hubungan dengan klien, agar klien bisa merasa cukup percaya untuk ikut serta dalam pembelajaran dalam percobaan Gestalt ini.
  Secara tipikal, klien harus ditanya apakah mereka akan mencoba sebuah eksperimen untuk melihat apa yang bisa mereka pelajari dari eksperimen tersebut.
 
Langkah-langkah pembinaan yang berguna baik pada saat persiapan maupun saat mengakhiri terapi:
1.Konselor harus cukup sensitif untuk mengetahui kapan saat untuk meninggalkan sendirian.
2.Peserta harus sensitif dalam mengenali percobaan pada waktu yang tepat dan dengan sikap yang tepat pula.
3.Sifat eksperimen tergantung masalah individu.
4.Eksperimen memerlukan aturan keaktifan klien dalam mengeksplorasi dirinya.
5.Konselor harus menghargai latarbelakang budaya klien dan hubungan baiknya untuk mengeksplorasi maknanya bagi klien.
6.Pelaku terapi harus bersifat fleksibel dalam menggunakan teknik, memberikan perhatian khusus bagaimana klien membuat respon.
7.Konselor harus siap memberikan tugas supaya klien mendapat kesempatan baik untuk berhasil.
8.Pelaku terapi perlu mempelajari eksperimen yang terbaik untuk dipraktekan dalam sessi dan mana yang terbaik untuk ditampilkan diluar.
            
TeknikTeknik Konseling Gestalt
Permainan Dialog: dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu
  a.  kecenderungan top dog dan under dog, misalnya:
  b.  kencenderungan orang tua melawan kecenderungan anak
  c.  kecenderungan bertanggung jawab lawan kecenderungan masa  bodoh
  d.  kecenderungan kuat/tegar  lawan kecenderungan lemah
  Melalui dialog ini, akhirnya klien akan mengarahkan dirinya pada satu posisi dimana ia berani mengambil resiko.
Latihan Saya Bertanggung Jawab: membantu klien agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya itu kepada orang lain.
  Konselor meminta klien membuat satu pernyataan dan kemudian klien menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat: “dan saya bertanggung jawab atas hal itu”. Misalnya:
  Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas kejenuhan itu
  Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas kemalasan itu”.
Bermain Proyeksi: memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya. Mengingkari perasaan sendiri dengan cara   memantulkan kepada orang lain.
Teknik Pembalikan: konselor meminta klien untuk  memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang  dikeluhkannya.
Misalnya: konselor memberikan kesempatan kepada klien untuk memainkan peran  ekshibisionisbagi klien pemalu yang berlebihan.
Tetap dengan Perasaan: konselor mendorong klien untuk tetap bertahan dengan perasaan yang  ingin dihindarinya itu.
Klien didorong untuk  bertahan dengan ketakutan atau kesakitan      perasaan  yang dialami sembari menyelam lebih dalam kedalam tingkah laku dan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
Teknik Berkeliling: melibatkan orang didalam kelompok untuk saling berhadapan dan saling menghampiri untuk saling berbicara dan melakukan sesuatu bersama yang lain.
Permainan Latihan: menimbulkan kesadaran bagaimana seseorang mencoba menemukan harapan-harapan orang lain atas dirinya, merestui, menerima, dan menyukai dirinya.
Permainan Melebih-lebihkan (memperbanyak): untuk lebih menyadari terhadap isyarat yang disampaikan melalui bahasa tubuh. Gerakan, postur, isyarat merupakan komunikasi yang memiliki makna. Latihan ini klien diminta untuk mempersering gerakan satu isyarat secara berulang-ulang.

TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar