Implementsi
Kawasan Pengembangan Teknologi Pendidikan
Dalam E-learning
A. Pengertian
E-learning
E-Learning merupakan kependekan dari electronic learning, yang mempunyai arti
belajar dengan menggunakan elektronik. Adapun pengertian dari elektronik adalah
komputer atau internet. E-Learning sebagai bentuk pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau Internet)
untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan (Jaya Kumar C.
Koran, 2002). E-Learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang
dilaksanakan dengan menggunakan media internet.
E-Learning menggabungkan metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam
belajar (Jo Hamilton Jones, 2003). E-Learning adalah proses instruksi
yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu
perkembangan, meyampaikan informasi, menilai dan memudahkan suatu proses
belajar mengajar dimana siswa sebagai pusat belajar serta dilakukan secara
interaktif kapanpun dan dimanapun.
Menurut Rohmah (2016, h. 15) dalam Rijki
Ramdani (2018, h. 3) menyatakan, empat komponen yang harus diperhatikan dalam
membangun budaya belajar yang menggunakan e-learning di sekolah adalah
sebagai berikut:
1) Peserta didik dituntut secara mandiri dalam
belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai, agar siswa mampu mengarahkan,
memotivasi, mengatur diri sendiri dalam pembelajaran.
2) Pendidik mampu mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal
yang dibutuhkan dalam pembelajaran,
3) Tersedianya infrastruktur yang memadai
4) Adanya administrator yang kreatif serta penyiapan
infrastruktur dalam memfasilitasi pembelajaran.
Karakteristik penggunaan e-learning,
diantaranya adalah:
1) memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengguna
(guru dan siswa, siswa dan siswa atau guru dan guru) dapat berkomunikasi dengan
mudah dan tanpa dibatasi oleh peraturan yang berlaku.
2) memanfaatkan kelebihan dari perangkat komputer
seperti, media digital dan jaringan komputer.
3) penggunaan bahan ajar secara mandiri, yaitu
semua materi belajar dapat disimpan dalam di komputer sehingga sewaktu-waktu
dapat bilamana memerlukan dapat di akses oleh pengguna (siswa dan guru) dimana
dan kapan saja.
4) memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum,
hasil belajar dan lain-lain.
B. Manfaat E-learning
Manfaat e-learning yaitu mempermudah
interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Secara lebih
rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut
peserta didik dan guru.
E-learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik, adapun manfaatnya yaitu
:
1) Belajar di sekolah-sekolah kecil di
daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat
diberikan oleh sekolahnya.
2) Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah
(home schooling) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat
diajarkan oleh para orang tuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di
bidang komputer.
3) Merasa phobia dengan sekolah, atau peserta
didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi
berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun
peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar
negeri.
4) Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk
mendapatkan pendidikan.
E-Learning (Soekartawi, 2002), memiliki beberapa manfaat yang diperoleh
guru/dosen/instruktur antara lain adalah bahwa guru/dosen/instruktur dapat:
1) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan
belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuan yang terjadi.
2) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian
guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih
banyak.
3) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Bahkan guru/dosen/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya
belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta
berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
4) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan
soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu.
5) Memeriksa jawaban peserta didik dan
memberitahukan hasilnya kepada peserta didik. Pengetahuan dan keterampilan
untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu
oleh guru/dosen/instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik.
C. Fungsi E-lerning
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran
elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom
instruction), yaitu sebagai suplemen
yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti
(substitusi) (Siahaan, 2002).
1) Suplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai
suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah
akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini,
tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, pesert didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2) Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi
sebagai komplemen (pelengkap) apabila
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam
kelas (Lewis, 2002).
3) Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk menjadi
materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional.
Tujuannya agar peserta didik semakin lebih
mudah memahami materi pelajaran yang
disajikan guru di kelas.
D. Penerapan E-learning
Penerapan e-learning membutuhkan
dukungan perangkat mobile seperti hand phone android, laptop, komputer, dan
tablet yang digunakan untuk mengakses internet kapan saja dan dimana saja
(Gikas & Grant, 2013). Pada masa WFH (Work From Home) Pendidikan Tinggi
diperintahkan melaksanakan pembelajaran dengan e-learning dari rumah
masing-masing sehingga mengurangi pertemuan fisik (W. Darmalaksana, 2020). E-learning
sudah menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak beberapa tahun terakhir (He et
al., 2019). Pembelajaran on line dibutuhkan dalam pembelajaran di era
revolusi industri 4.0 (Pangondian et al., 2019; Sadikin & Hakim, 2019).
Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan
besar dalam lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan
pembelajaran jarak jauh (Jamaluddin et al., 2020). Berbagai media juga dapat
digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya
kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology
(Abidin et al., 2020; Sicat, 2015). dan applikasi pesan instan seperti WhatsApp
(So, 2016).
Pembelajaran secara daring bahkan dapat
dilakukan melalui media social seperti Facebook dan Instagram (Kumar &
Nanda, 2019). Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber
belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik
terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi
atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
Penerapan elearning merupakan bentuk pembelajaran jarak jauh yang memanfaatan
teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM (Sadikin et
al., 2020; Staker, 2011).
E. Kelebihan dan Kekurangan E-learning
Kelebihan dan Kekurangan e-learning menurut
Empy dan Zhuang (2005, p9), ada beberapa kelebihan e-learning, antara
lain:
1) Mengurangi biaya. Dengan menggunakan e-learning,
kita menghemat waktu dan uang untuk mencapai suatu tempat pembelajaran. Dengan e-learning
kita dapat mengakses dari berbagai lokasi dan tempat.
2) Fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatan
pembelajaran. Dengan menggunakan E-learning, pengajar dapat menentukan waktu
untuk belajar dimanapun. Dan pelajar dapat belajar sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Berbeda dengan belajar di kelas, dimana semua pelajar belajar
dan berhenti pada waktu yang sama.
3) Standarisasi dan efektivitas pembelajaran. E-learning
selalu memiliki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana
hati pengajar. E-learning dirancang agar pelajar dapat lebih mengerti
dengan menggunakan simulasi dan animasi.
Selain kelebihan yang dimiliki oleh e-learning,
adapun kekurangan yang harus diketahui antara lain:
1) Pelajar harus memiliki komputer dan akses
internet.
2) Pelajar juga harus memiliki keterampilan
komputer dengan programnya, seperti internet browser, email, dan aplikasi
office.
3) Koneksi internet yang baik, karena sangat
dbutuhkan dalam pengambilan materi pelajaran.
4) Dengan tidak adanya rutinitas yang ada di
kelas, maka pelajar mungkin akan berhenti belajar atau bingung mengenai
kegiatan belajar dan tenggang waktu tugas, yang akan membuat pelajar gagal.
5) Pelajar akan merasa sangat jauh dengan
instruktur. Karena instruktur tidak selalu ada untuk membantu pelajar, sehingga
pelajar harus disiplin dan mengerjakan tugas secara mandiri tanpa bantuan
instruktur.
6) Pelajar juga harus memiliki kemampuan menulis
dan kemampuan berkomunikasi yang baik, karena pengajar dan pelajar tidak
bertatap muka sehingga memmungkinkan terjadinya salah pengertian dalam beberapa
hal.
Daftar Pustaka
Nuke L. Chusna. 2019. PEMBELAJARAN
E-LEARNING, volume 2. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan KALUNI
La Hadisi dan Wa Muna. 2015. PENGELOLAAN
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENCIPTAKAN MODEL INOVASI PEMBELAJARAN(E-LEARNING),
volume 8 nomor 1. Jurnal Al-Ta’dib
Boy Indrayana, Ali Sadikin.2020.Penerapan
E-Learning Di Era Revolusi Industri 4.0 Untuk Menekan Penyebaran Covid-19 (The
Application of E-Learning in the Era of the Industrial Revolution 4.0 to
Suppress the Spread of Covid-19), volume 02 nomor 01. Indonesion Journal of
Sport Science and Coaching
Sri Rahayu Chandrawati.2010. Pemamfaatan
E-learning dalam Pembelajaran, volume 8 nomor 2. Jurnal Cakrawala
Kependidikan
Leonard. 2013. KAJIAN PENERAPAN E-LEARNING
DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI, volume 6 nomor 4. Intan
Mutia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar