Minggu, 11 Desember 2022

Teknologi Pendidikan

 

Implementsi Kawasan Pengembangan Teknologi Pendidikan

Dalam E-learning

 

A. Pengertian E-learning

 

E-Learning merupakan kependekan dari electronic learning, yang mempunyai arti belajar dengan menggunakan elektronik. Adapun pengertian dari elektronik adalah komputer atau internet. E-Learning sebagai bentuk pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau Internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan (Jaya Kumar C. Koran, 2002). E-Learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilaksanakan dengan menggunakan media internet.

E-Learning menggabungkan metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam belajar (Jo Hamilton Jones, 2003). E-Learning adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, meyampaikan informasi, menilai dan memudahkan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sebagai pusat belajar serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.

 

Menurut Rohmah (2016, h. 15) dalam Rijki Ramdani (2018, h. 3) menyatakan, empat komponen yang harus diperhatikan dalam membangun budaya belajar yang menggunakan e-learning di sekolah adalah sebagai berikut:

1)      Peserta didik dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai, agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur diri sendiri dalam pembelajaran.

2)      Pendidik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran,

3)      Tersedianya infrastruktur yang memadai

4)      Adanya administrator yang kreatif serta penyiapan infrastruktur dalam memfasilitasi pembelajaran.

 

Karakteristik penggunaan e-learning, diantaranya adalah:

1)      memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengguna (guru dan siswa, siswa dan siswa atau guru dan guru) dapat berkomunikasi dengan mudah dan tanpa dibatasi oleh peraturan yang berlaku.

2)      memanfaatkan kelebihan dari perangkat komputer seperti, media digital dan jaringan komputer.

3)      penggunaan bahan ajar secara mandiri, yaitu semua materi belajar dapat disimpan dalam di komputer sehingga sewaktu-waktu dapat bilamana memerlukan dapat di akses oleh pengguna (siswa dan guru) dimana dan kapan saja.

4)      memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil belajar dan lain-lain.

 

 

B. Manfaat E-learning

 

Manfaat e-learning yaitu mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru.

E-learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik, adapun manfaatnya yaitu :

1)      Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.

2)      Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schooling) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orang tuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer.

3)      Merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri.

4)      Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.

 

E-Learning (Soekartawi, 2002), memiliki beberapa manfaat yang diperoleh guru/dosen/instruktur antara lain adalah bahwa guru/dosen/instruktur dapat:

1)      Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.

2)      Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.

3)      Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.

4)      Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu.

5)      Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh guru/dosen/instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik.

 

C. Fungsi E-lerning

 

Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen     yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi)  (Siahaan, 2002).

1)      Suplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, pesert didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

2)      Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap)  apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi  pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002).

3)      Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk  menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di  dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran  yang disajikan guru di kelas.

 

D. Penerapan E-learning

 

Penerapan e-learning membutuhkan dukungan perangkat mobile seperti hand phone android, laptop, komputer, dan tablet yang digunakan untuk mengakses internet kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013). Pada masa WFH (Work From Home) Pendidikan Tinggi diperintahkan melaksanakan pembelajaran dengan e-learning dari rumah masing-masing sehingga mengurangi pertemuan fisik (W. Darmalaksana, 2020). E-learning sudah menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak beberapa tahun terakhir (He et al., 2019). Pembelajaran on line dibutuhkan dalam pembelajaran di era revolusi industri 4.0 (Pangondian et al., 2019; Sadikin & Hakim, 2019).

 

Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh (Jamaluddin et al., 2020). Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology (Abidin et al., 2020; Sicat, 2015). dan applikasi pesan instan seperti WhatsApp (So, 2016).

 

Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media social seperti Facebook dan Instagram (Kumar & Nanda, 2019). Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous). Penerapan elearning merupakan bentuk pembelajaran jarak jauh yang memanfaatan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM (Sadikin et al., 2020; Staker, 2011).

 

E. Kelebihan dan Kekurangan E-learning

 

Kelebihan dan Kekurangan e-learning menurut Empy dan Zhuang (2005, p9), ada beberapa kelebihan e-learning, antara lain:

1)      Mengurangi biaya. Dengan menggunakan e-learning, kita menghemat waktu dan uang untuk mencapai suatu tempat pembelajaran. Dengan e-learning kita dapat mengakses dari berbagai lokasi dan tempat.

2)      Fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatan pembelajaran. Dengan menggunakan E-learning, pengajar dapat menentukan waktu untuk belajar dimanapun. Dan pelajar dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing. Berbeda dengan belajar di kelas, dimana semua pelajar belajar dan berhenti pada waktu yang sama.

3)      Standarisasi dan efektivitas pembelajaran. E-learning selalu memiliki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar. E-learning dirancang agar pelajar dapat lebih mengerti dengan menggunakan simulasi dan animasi.

 

Selain kelebihan yang dimiliki oleh e-learning, adapun kekurangan yang harus diketahui antara lain:

1)      Pelajar harus memiliki komputer dan akses internet.

2)      Pelajar juga harus memiliki keterampilan komputer dengan programnya, seperti internet browser, email, dan aplikasi office.

3)      Koneksi internet yang baik, karena sangat dbutuhkan dalam pengambilan materi pelajaran.

4)      Dengan tidak adanya rutinitas yang ada di kelas, maka pelajar mungkin akan berhenti belajar atau bingung mengenai kegiatan belajar dan tenggang waktu tugas, yang akan membuat pelajar gagal.

5)      Pelajar akan merasa sangat jauh dengan instruktur. Karena instruktur tidak selalu ada untuk membantu pelajar, sehingga pelajar harus disiplin dan mengerjakan tugas secara mandiri tanpa bantuan instruktur.

6)      Pelajar juga harus memiliki kemampuan menulis dan kemampuan berkomunikasi yang baik, karena pengajar dan pelajar tidak bertatap muka sehingga memmungkinkan terjadinya salah pengertian dalam beberapa hal.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

 

Nuke L. Chusna. 2019. PEMBELAJARAN E-LEARNING, volume 2. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan KALUNI

 

La Hadisi dan Wa Muna. 2015. PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENCIPTAKAN MODEL INOVASI PEMBELAJARAN(E-LEARNING), volume 8 nomor 1. Jurnal Al-Ta’dib

 

Boy Indrayana, Ali Sadikin.2020.Penerapan E-Learning Di Era Revolusi Industri 4.0 Untuk Menekan Penyebaran Covid-19 (The Application of E-Learning in the Era of the Industrial Revolution 4.0 to Suppress the Spread of Covid-19), volume 02 nomor 01. Indonesion Journal of Sport Science and Coaching

 

Sri Rahayu Chandrawati.2010. Pemamfaatan E-learning dalam Pembelajaran, volume 8 nomor 2. Jurnal Cakrawala Kependidikan

 

Leonard. 2013. KAJIAN PENERAPAN E-LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI, volume 6 nomor 4. Intan Mutia

 

Cara sederhana belajar Powerpoint